Rabu, 20 Januari 2010

Nyanyian Sunyi

Buluh merindukan kembali pada bambu, sebagaimana aku memimpikan kembali ke masa lalu.
Namun dentang lonceng menara menyadarkanku, seakan mengatakan bahwa sejarah tak pernah mencatat air mengalir ke hulu.
Ketika semua menjadi sirna, baru aku paham bahwa cinta tak selamanya bersama.
Nyanyian sunyi itu kembali kudendangkan, meski aku tahu bahwa ini kan membuatku semakin sepi.

Untuk Ayahanda tercinta: Semoga kelak kau akan dekap aku lagi di dunia sesudah ini.
19 July 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar